Single post

Culture Organization (Budaya Organisasi)

Menurut Robbins, Budaya Organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi – organisasi lainnya.

PENTINGNYA ORGANISASI, adalah:

  • Budaya dipelajari dan  membantu manusia dalam usaha mereka berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam masyarakat
  • Ketika nilai dan kepercayaan dalam budaya berbeda, beberapa orang memiliki masalah penyesuaian. Jika hal ini tidak diantisipasi, maka akan menjadi penyebab kegagalan usaha dalam organisasi yang disebut “culture shock

APA ITU BUDAYA ORGANISASI?

  • Budaya organisasi menunjukkan bagaimana karyawan mempersepsikan karakteristik budaya organisasi, bukan apakah mereka menyukai mereka
  • Individu dengan latar belakang yang berbeda atau tingkat yang berbeda dalam organisasi menggambarkan budaya dalam hal yang sama – sehingga rasa untuk menjadi seragam

KEKUATAN BUDAYA

  •  Nilai-nilai inti Organisasi intens diadakan & luas bersama
  •  Lebih banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti
  • Pengaruh lebih besar pada perilaku anggota, karena tingkat tinggi Kesamaan dan intensitas menciptakan iklim kontrol perilaku yang tinggi
  • Membangun kekompakan, loyalitas, komitmen organisasi, dan mengurangi omset
  • Kurang diperlukan aturan dan regulasi untuk memandu perilaku karyawan resmi

TUJUH KARAKTERISTIK UTAMA YANG MERUPAKAN HAKIKAT DARI KULTUR/BUDAYA:

  1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.
  2. Perhatian pada hal – hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis dan perhatian pada hal – hal detail.
  3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
  4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan – keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada dalam organisasi.
  5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan – kegiatan kerja diorganisasi pada tim ketimbang pada individu – individu
  6. Keagresifan. Sejauh mana bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai
  7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan – kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan

JENIS-JENIS KULTUR/BUDAYA:

  1. 1.       Kultur Dominan

Kultur yang mengungkapkan nilai-nilai inti yang dihayati bersama oleh mayoritas anggota organisasi.

  1. 2.       Subkultur

Kultur didalam sebuah organisasi biasanya didefinisikan dengan berdasarkan departemen dan faktor geografis.

  1. 3.       Nilai – Nilai Inti

Nilai – nilai utama atau dominan yang diterima diseluruh organisasi.

  1. 4.       Kultur yang kuat

Kultur dimana nilai-nilai inti dipegang teguh dan dijunjung tinggi secara bersama.

FUNGSI-FUNGSI KULTUR/BUDAYA:

  1. Kultur sebagai penentu batas-batas; artinya, kultur menciptakan perbedaan  antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
  2. Kultur  memuat rasa identitas anggota organisasi.
  3. Kultur memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu.
  4. Kultur meningkatkan stabilitas sistem sosial. Kultur adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.
  5. Kultur sebagai mekanisme  pembuat makna dan kendali sebagai mekanisme sense-making serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.

PROSES PENCIPTAAN KULTUR/BUDAYA:

  • Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka
  • Kedua, mereka melakukan indoktrinasi dan sosialisasi cara pikir dan perilaku mereka kepada karyawan
  • Ketiga, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan dengan demikian  menginternalsisi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tsb.

Ada beberapa tindakan manajer yang  dapat diambil jika ingin membuat kulturnya  lebih tanggap pelanggan.

1.        Seleksi

Merekrut orang-orang yang menunjukan keramahan, antusiasme dan sikap penuh perhatian.

2.       Pelatihan dan sosialisasi.

Tindakan ini untuk membuat  karyawan yang  sudah ada lebih fokus pada pelanggan.

3.       Desain Struktur.

Manajemen membebaskan karyawan  utk menyesuaikan perilaku  mereka dengan kebutuhan dan permintaan pelanggan yang senantiasa berubah.

4.       Pemberdayaan.

Memberi kebebasan  untuk  mengambil keputusan terkait dengan kegiatan sehari-hari, yg memungkinkan karyawan membuat keputusan seketika utk memuaskan pelanggan

5.        Kepemimpinan.

Pemimpin  melalui ucapan dan tindakannya  memperlihat-kan komitmennya terhadap kepuasan pelanggan

6.        Evaluasi kinerja.

Kinerja berbasis perilaku yg diukur dari upaya, komitmen, kerja tim, keramahan, dan kemampuan memecahkan masalah pelanggan ketimbang berdasarkan hasil terukur yg dicapai.

7.         Sistem imbalan. 

Manajemen perlu memberikan imbalan yang layak. Juga memberikan penghargaan, kenaikan gaji, promosi berdasar-kan layanan pelanggan yang luar biasa.

ASPEK-ASPEK KULTUR YANG DISFUNGSIONAL TERHADAP KEEFEKTIFAN SUATU ORRGANISASI

  1. Hambatan untuk  perubahan.  Kultur menjadi kendala manakala nilai-nilai yang dimiliki bersama tidak sejalan dengan nilai-nilai yg dapat meningkatkan efektivitas organisasi
  2. Hambatan bagi keberagaman. Kultur membatasi rentang nilai dan gaya yang dapat diterima, dimana  perbedaan-perbedaan  dengan mayoritas anggota akan menciptakan paradoks.
  3. Hambatan bagi akuisisi dan merger. Keputusan akuisisi dan  merger tidak hanya mempertimbangkan keuntungan finansial saja tetapi juga kesesuaian kultur menjadi fokus utama.

METODE-METODE YANG DIAJARKAN UNTUK KARYAWAN MENGENAI KULTUR/BUDAYA:

  • Penceritaan Kisah
  • Ritual
  • Simbol-simbol Material
  • Bahasa

MENCIPTAKAN KULTUR TANGGAP PELANGGAN BAGI KARYAWAN:

  1. Pertama adalah jenis karyawan itu sendiri. Organisasi yang berhasil telah merekrut  karyawan yang ramah dan bersahabat.
  2. Kedua adalah tingkat formalisasi  yang rendah. Aturan, prosedur dan ketentuan  yang berlaku tidak kaku.
  3. Ketiga adalah penguatan tingkat formalisasi yang rendah melalui  pemberdayaan karyawan untuk memutuskan apa yang perlu dilakukan untuk memuaskan pelanggan.
  4. Keempat adalah keterampilan mendengarkan yang baik.
  5. Kelima adalah  kejelasan peran.

 

Referensi:

www.academica.edu/download/kultur_organisasi.pptx

www.dadangiskandar.wordpress.com

 

 

 

 

 

LEAVE A COMMENT

theme by teslathemes